Tudingan miringan terhadap tokoh spiritual kelas dunia Anand Krishna, yang diduga melakukan tindakan tidak senonoh kepada muridnya dianggap fitnah dan tidak bertanggung jawab.
"Itu fitnah. Kami hanya berlatih yoga dan meditasi. Kita selalu bicara kebangsaan," ujar Public Relation L'ayurveda, Paula Dewi, kepada VIVAnews melalui sambungan telepon, Jumat 12 Febuari 2010.
Paula yang baru saja tiba dari Palembang, saat berada di Bandara Soekarno-Hatta mengaku sangat kaget dengan berita ini. Tapi dirinya mengaku tenang menghadapi persoalan ini.
Sementara itu saat ditanyai apakah Anand Krishna sudah mengetahui tentang berita ini, Paula mengaku belum bertemu dengan Anand.
"Beliau ada di Bali, tapi saya rasa tahu. Tapi saya belum bisa menghubunginya," ujar Paula lagi.
Paula menambahkan bahwa akan diadakan jumpa pers terkait persoalan ini. "Malam ini juga saya pergi ke Bali. Besok kita akan jelaskan semua melalui jumpa pers," ujarnya menutup perbincangan dengan VIVAnews.
Seperti diketahui, tujuh murid tokoh spiritual Anand Krishna mengadu ke Komisi Nasional Perempuan. Mereka melaporkan dugaan tindakan pelecehan seksual yang dilakukan Anand Krishna.
"Kami melaporkan penyimpangan yang dilakukan Anand Krishna. Salah satunya peyimpangan seksual. Sudah tujuh orang melapor pada kami," ujar kuasa hukum pelapor, Agung Mattauch, Jumat 12 Febuari 2010, di Kantor Komnas Perempuan, Jakarta.
Tujuh korban adalah murid Anand Krishna dan salah satu korbannya adalah TR, yang merupakan mahasiswi di Jakarta. Dia mengaku mendapat perlakuan tidak wajar dari sang guru.
Gurunya itu sering merayu dan memuji serta mulai berani memeluk, membelai dan mencium. Bahkan belakangan gurunya itu sering meraba tubuhnya.